Cara Mengenali Diri Sendiri

Cara Mengenali Diri Sendiri
Monday, 15 February 2021

Mungkin diantara kita pernah berpikir atau bertanya kenapa kita ada di dunia? Mari kita kita berdiskusi mengenai hal tersebut. 



Kamu Ada Karena Tuhan Mempercayaimu 

Pada saat merasa sedih dan paling malang di dunia, kamu pasti Pernah berkata,  "Aku juga tak mau kok, dilahirkan kaya gini". Badan pendek, kulit hitam, rambut kriting, kemampuan nol,  kecerdasan jongkok dan seabrek lagi predikat jelek menumpuk pada namamu. "Jika aku boleh merencanakan Nasibku, bentuk tubuhku, tentu saja aku mau menjadi secerdas Einstein, seperkasa Spider-Man, dan segagah Tom Cruise atau secantik Peneloppe Cruz". 

Ya, tak ada satu pun yang pernah memiliki rencana dan rancangan mengenai nasib dan bentuk kita saat ini. Lalu siapa? Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa tak ada satu pun yang ada tanpa didahului rencana atau rancangan. Tetapi mengapa diri ini ternyata tak pernah aku rencanakan? 

Orang-orang tua (kiai, ustad atau yang lainnya) sering bilang,  "Bersyukurlah telah mendapatkan kehidupan ini karena itu beribadahlah, berbuat baiklah!"  Tapi kalau kondisiku semuanya kartu mati, apa yang mestinya disyukuri. Boro-boro mau beribadah atau beramal baik, keluar dari rumah saja susah malu dan minder.

Dalam kondisi ini sering kita menganggap kehidupan sangat tidak adil. Pepatah mengatakan "Sudah jatuh tertimpa tangga pula" benar-benar terasa. Sudah jelek, bodoh dan berbadan lemah, harus juga melaksanakan sejumlah kewajiban yang berat, misalnya bangun pagi. Lalu ketika hari masih dingin mesti ambil air wudhu untuk melaksanakan sholat subuh. Sudah gitu, kamu sering kena damprat ortu atau ustad kamu kamu karena salah melakukan suatu pekerjaan. Disini, muncul pertanyaan besar, "Untung apa saya banyak dibebani tugas dan kewajiban sedang kehidupan ini saja (bentuk dan kondisiku) tak pernah aku maui? 

Selalu ada yang merencanakan bagi setiap hal yang muncul. Juga diri kamu. Lalu, kalau bukan kamu yang merencanakan semua kondisi kamu sekarang, tentu ada yang lain yang merencanakan dan menginginkan kondisi kami saat ini. Siapa? Ortu? Atau kepala negara? 

Percayalah, kamu dilahirkan dalam kondisimu sekarang ini atas rencana Tuhan. Yang Maha Baik, Maha Kasih,  dan Maha Cerdas itulah yang menginginkan keberadaan kamu saat ini. Tuhan yang mengatur segala alam ini, yang memberikan pertolongan pada semua keluh kasih itu, menginginkan keberadaan diri kamu. Kamu dipercaya untuk ikut serta dalam semua tugasnya itu. 

Wah, bagaimana mungkin? Pasti kamu berpikir begitu. Bagaimana mungkin, tubuhku yang jelek ini, kemampuanku yang tak seberapa ini dipercaya Tuhan untuk membantu melaksanakan tugas-Nya? Lagian,  kalau benar Tuhan memberi tugas untuk membantu melaksanakan Kerja-nya, kenapa juga Dia tidak memberi saya kemampuan yang luar biasa seperti yang Tuhan miliki? 

Percayalah bahwa Tuhan Maha Baik, dan bergimbaralah jika kamu diinginkan oleh Gang Maha Baik ini. Jika tidak, apakah kamu mau menyatakan bahwa dirimu diinginkan oleh segala yang jahat? Tentu saja, tidak satu pun yang mau. Nah, inilah inti pertama yang harus kamu lakukan : percayalah Bahwa keberadaan kamu saat ini diinginkan oleh Yang Maha Baik. Tuhan mempercayaimu untuk ikut serta dalam kesibukan-Nya mengatur jagat raya ini. 

Lalu apa keinginan Tuhan atas diri saya? 

Itulah yang harus segera kita cari berasama. Apa tugas saya? Apa tugas kita semua? Atau apa rencana Tuhan atas diri saya ini? Pengetahuan terhadap rencana Tuhan pada diri kamu,  akan menentukan tugas apa yang harus kamu lakukan di dunia kehidupan ini. Tanpa pengetahuan tentang rencana itu, kamu akan bertindak diluar yang seharusnya kamu lakukan. Ketidaktahuan akan terjebak kamu pada tindakan-tindakan yang terus-menerus salah dan menyebalkan. 

Lalu bagaimana cara mengetahui diri kita? 

Hidupalah dengan alami. Terimalah tubuhmu San seluruh kamu dengan kegembiraan. Karena seluruh organ tubuh yang kamu miliki seperti tombol-tombol pada televisi yang akan membuat kamu hidup, bersuara dan terasa bermanfaat, kalau kamu membeli televisi, tentu saja kamu akan mendapatkan cara pemakaiannya. Bacalah dan kamu sudah dapat menghidupkan televisi itu. Sedang tubuh yang kamu terima tidak disertai petunjuk dan cara pemakaiannya. Cara pemakaiannya akan kamu temukan pada saat kamu menerima secara gembira seluruh tubuhmu. Rayakanlah dengan cara menggunakannya secara baik. Kelak, kamu akan mengerti apa tujuan dari kehidupanmu di dunia ini. 

Kalau begitu, proses penemuan tujuan diri berlaku secara Coba-coba dong? 

Ya, Coba-coba. Kadang berhasil menemukan kesimpulan mengenai apa yang layak dilakukan, kadang sebaliknya. Kesimpulan ini kerap kita namai sebagai kesadaran. Dengan cara coba-coba, kemungkinan untuk gagal kerap terjadi. Bahkan sering. Untuk itu Tuhan mengirimkan Utusan-Nya yang membawa kabar mengenai apa yang dapat dilakukan pada tubuhmu, agar kamu bisa menemukan kesadaran itu. Utusan itu bukan berbentuk botol, namun manusia biasa yang sana dengan kita semua. Utusan itu juga manusia yang berdaging dan berdarah, dapat merasa lapar, marah, gelisah, tidak percaya diri, dan segala hal yang kerap kamu alami. Bedanya, utusan itu dengan dengan tekad dan kesungguhannya sanggup mengatasi semua itu, sehingga ia menemukan kehendak Tuhan bagi dirinya. 

Apa yang ditawarkan utusan Tuhan itu, serta seluruh perilaku utusan itu dirumuskan menjadi Agama. Jadi, beragama adalah seluruh warta Tuhan mengenai apa yang patut kamu lakukan agar kesadaran kita harus terus menerus bertambah, agar kita dapat menggunakan tubuh ini dengan baik. 

Kamu dapat dikatakan dapat menggunakan tubuhmu dengan Baik pada saat kamu merasa bahagia. Tak ada satu pun kebaikan yang tidak membahagiakan kamu. Kebahagiaan itu menemukan suatu hasil sesuai yang kamu harapkan. Persis seperti kegiatan Jerit malam di perkemahan pramuka. Kamu menelusuri jejak demi jejak, membongkar kode rahasia, menempuh perjalanan yang panjang, untuk menemukan satu benda yang harus kamu temukan. Sebelum ditemukan benda itu, kamu merasa belum sempurna walaupun seluruh jalan telah kamu lalu. Pada saat itu, kamu bertanya, "Jangan-jangan jalan yang saya tempuh salah ; jangan-jangan kode itu tidak diterjemahkan secara baik?" serentak kamu memperbaiki pemahaman kamu akan kode seluruh perjalanan kamu. Lalu, begitu benda itu kamu temukan, kamu merasakan kebahagiaan yang luar biasa, "Horee..." 

Diri kamu adalah arena jerit malam itu, tanda-tanda jejaknya ada dalam tubuh kamu ; begitpun kode nya. Yaang kamu carilah adalah keinginan Tuhan atas diri kamu. Carilah segera!! 





Open Comment
Close Comment

0 Response to "Cara Mengenali Diri Sendiri"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel